Kegilaanku Pada Sepeda Tua


Setelah lama tidak pernah nulis lagi di blog dikarenakan kesibukan awal masuk kuliah yang sangat melelahkan, ahirnya ada waktu luang juga untuk melakukan aktivitas blogging lagi. Berikut ini saya akan menceritakan tentang kegiatan serta hobby baru saya sekaligus kegilaan baru saya yaitu tentang sepeda tua warisan kakek yang sangat-sangat merubah hidup saya akhir-akhir ini.

Pada awalanya sepeda tua atau lebih akrab disebut sepeda onthel hanyalah menjadi alat transportasi di keluarga saya. Seperti umumnya disetiap keluarga rata-rata sepeda onthel hanya digunakan untuk menunjang aktivitas sehari-hari di masyarakat. Ketangguhan sepeda onthel memang sudah tidak dioertanyakan lagi. Di pedesaan yang mayoritas mata pencahariannya sebagai petani sepeda onthel banyak digunakan untuk mengangkut berkilo-kilo gram hasil pertanian mereka baik padii,jagung, dan lain sebagainya.


Kegilaan saya terhadap sepeda onthel dimulai sejak keluarga saya memutuskan untuk merestorasi sebuah sepeda onthel laki-laki merk HUMBER milik alm kakek saya yang sudah lama sekali tidak pernah dipakai dan bahkan selama ini hanya teronggok disudut gudang rumah saya. Pada saat awal dikelurkan daari gudang kondisi sepeda itu sudah sangat mengenaskan. Hampir semua rangkanya dimakan karat. Tapi kabar baiknya trnyata semua komponen sepeda masih bagus dan aksesorisnya pun masih lumayan lengkap. Karena sudah terlalu banyak karat dimana-mana ahirnya keluarga saya memutuskan untuk mengecat ulang sepeda tersebut. Awalnya saya dan keluarga sempat ragu karena kata orang kalu sepeda onthel sudah dicat ulang akan mengurangi harga jual sepeda tersebut. Setelah menimbang beberapa hal maka diputuskanlah untuk mengecat ulang sepeda tersebut dengan pertimbangan toh sepeda itu tidak untuk dijual.

Tibalah saatnya sepeda itu diangkut untuk dibawa ke bengkel sepeda yang lumayan jaug dari desa saya. Hari berganti hari dan akhirnya sepeda saya selesai juga di restorasi. Waktu itu saya diantar ibu saya mengambil sepeda tersebut. Alangkah terkejutnya saya melihat sepeda yang awalnya penuh dengan karat sekarang menjadi kinclong dan nyaris seperti sepeda yang baru ku beli. Menurut yang punya bengkel itu ruji sepeda saya sudah tidak bisa diselamatkan lagi karena sudah dimakan karat dan takutnya patah saat digunakan bersepeda.Maka digantilah ruji sepeda tersebut dengan yang baru.

Waktu itu biaya yang digunakan untuk merestorasi sepeda tersebuta adalah sekitar lima ratus ribu rupiah. Mahal juga untuk ukuran sebuah sepeda. Tapi saya sangat puas melihat hasilnya. Perjalanan dari bengkel ke rumah saya lewati dengan menggunakan sepeda tersebut. Awalnya saya merasa canggung menggunakan sepeda laki-laki tersebut karena memang baru pertama kali itu saya mengendarai sepeda tipe laki-laki. Tak terasa perjalanan terasa begitu menyenangkan. Kayuhannya pun terasa enteng karena sepeda tersebut ada presnalengnya, presneleng tua tentunya.

Hari-hari setelah itu saya mulai menggilai sepeda peninggalan zaman penjajahan tersebut, dan mulailah saya mencari informasi tentang sepeda saya tersebut di internet. Dari internet juga lah saya mulai mengetahui tentang sepeda saya baik komponennya ataupun aksesorisnya. Tetapi yang sampai detik ini masih menjadi misteri dipikiran saya adalah berapa nomor rangka sepeda tersebut karena nomor rangka yang berada di bawah sedel tersebut sudah gtertutup cat. Sebenarnya saya pengen banget membuka misteri itu dengan mengelupas catnya tapi sampai saat ini saya masih sayang kalau harus mengelupas catnya. Dan inilah spesifikasi dari sepeda saya tersebut :

1.Sepeda merk Humber tipe laki-laki
2.Lampu dan dynamo merk Bosch
3.Boncengan merk hopmi
4.Kunci roda merk hopmi cylinder
5.Standar samping merk Koba
6.Presneleng merk Sturmy Acer SA 3 speed
7.Sedel masih misterius karena plat merknya sudah tidak ada, tapi masih asli
8.Ketengkas asli bawaan sepeda diatasnya ada tulisan “made in germany”
9.Pedal asli Raleigh industry
10.Gir gambar orang gandengan seperti di logo humber
11.Stang asli Raleigh industry
12.Pelek Dunlop
Dan berikut ini komponen yang sudah diganti/tidak ori
1.Ruji
2.Sudah dicat ulang
3.Kompa tangan sudah ilang
4.Ban diganti merk swallow

Demikianlah spesifikasi sepeda HUMBER kebanggaan saya. Walaupun masih jauh dari sempurna tapi inilah sepeda onthel pertama saya yang membuat saya tergila-gila dengannya. Saking gilanya saya hampir tiap hari mencuci atau hanya sekedar mengelap sepeda tersebut. Dirumah saya sepeda tersebut malah mendapat tempat yang istimewa yaitu di taman rumah saya. Tidak hanya itu, tisp libur kuliah yaitu hari jum’at,sabtu, dan minggu sepeda itu selalu saya kayuh melintasi jalanan di pagi dan sore hari.
Sepeda itu benar-benar merubah kebiasaan saya. dari awalnya saya hanya bermals-malasan dikamar sambil nonton tivi,sekarang setelah adanya sepeda tersebut hari-hari saya lalui dengan merawat dan mengotak atik sepeda tersebut. Bahkan saya sering menghabiskan waktu bejam-jam didepan sepeda tersebut.

Saking gilanya bahkan kalau ada acara apapun itu di Televisi yang ada sepeda onthelnya selalu saya tonton walaupun sebenarnya saya tidak suka dengan acaranya yang penting melototin sepedanya aja dah seneng banget.hehehe. Kapan ya ada acara yang khusus buat sepeda tua gitu di televisi??Ayo mungkin Djarum Black bersedia mengadakanya. Siapa tahu setelah sukses dengan acara-acara yang diselenggarakan Djarum Black yang berbau-bau kendaraan seperti Djarum Black Motodify, Djarum Black Night Slalom, Autoblackthrough, Autoblackthrough goes to campus munkin Djarum Black mau mengadakan acara tentang sepeda tua ini.hehehe. Sebenarnya itu ide yang sangat bagus menurut saya, karena selain belum ada saingannya, sepeda onthel juga sempat menjadi identitas Negara kita. Jadi mengapa tidak??

Sampai saat ini impian saya yang belum sempat kesampaian adalah saya ingin sekali bersepeda di kota Jogja dengan speda kebanggaan saya itu melewati jalus sepeda yang ada di kota Jogja. Kata orang bersepeda di kota Jogja sangat menyenangkan, apalai kalau pada malam hari. Banyak tempat-tempat indah di kota yang menawarkan berbagai kesenangan didalamnya. Tapi nampaknya impian saya itu sulit untuk terealisasikan karena saya berdomisili di pedesaan yang jauh dari kota Jogja. Tapi selama ini setiap bersepeda saya selalu menambah jarak tempuh tiap saya bersepeda dengan harapan suatu saat nanti saya akan sampai ke kota Jogja.

Demikianlah segala kegilaan-kegilaan saya dengen sepeda onthel kebanggaan saya. Sampai saat seya menulis cerita ini saya masih sangat-sangat menggilai sepeda onthel tersebut. Saya sangat berharap entah suatu saat nanti kota jogja akan kembali ke julukannya dulu sebagi “KOTA SEPEDA” bukan “kota motor”. Sepeda menganjarkan kita untuk belajar bersabar, menahan emosi,tidak grusa grusu dan yang paling penting sepeda adlah jati diri kota Jogja. Ayo kembalikan Jogja sebagai KOTA SEPEDA !!!

by: afree


1 komentar:

boy mengatakan...

keren bro sepedamu..

Posting Komentar